Pages

you belong to me..

Kedai kopi “rasa”, 13 februari 2009

Mereka berdua sepakat memilih hari ini untuk melakukan pertemuan paling dinanti sejak 10 hari yang lalu, saat mereka baru saja bertemu lewat pesan singkat pertama.

from: +6281802080xxx
message: malam. Ini aruna. Teman dekatnya yoga. Saya baca tulisan-tulisan kamu. Bagus dan
saya suka.

Sejak itu mereka mulai berkenalan, menanyakan hal-hal lumrah seperti tempat kerja, tempat kuliah, daerah tempat tinggal. Dan mulailah insting mereka berbicara. ‘ini bukan seperti biasa’

Sejak itu, 10 hari silam mulailah keduanya sepeti anak ABG yang baru saja dibelikan HP. Tak bisa lepas dari pandangan. Kadang masing-masing dari mereka menyadari keganjilan kelakuan mereka tapi tak ada yang pernah berkata. Cukup dirasa. Dinikmati apa adanya.
Dan hari ini lah yang mereka pilih untuk akhirnya bertatapan langsung, mengobrol dengan bayangan tubuh yang nyata, bercanda dengan melihat langsung derai tawa.

Aruna sampai datang setengah jam lebih awal. Memilih sofa paling pas yang berada paling dekat jendela sebelah utara, jendela kuno yang ia rasa cukup pas sebagai latar perbincangan mereka.

Avara pun datang tak kalah rajinnya, 27 menit lebih awal. Menempati sofa yang ia suka, sama-sama dekat jendela dengan bentuk serupa. Hanya saja ia lebih suka sisi barat, lebih dekat matahari sore.Kala itu bandung memang sedang diselimuti hangatnya matahari sore dengan warna jingga yang berpadanan selaras dengan warna scraf yang dia kenakan sore itu.

Mereka berdua sama-sama mengota atik hp. Kadang menoleh pada jam yang tergantung di dinding batu. Sama-sama merasa bahwa tidak usah mengirim pesan duluan. Memalukan rasanya jika ketauan terlalu bersemangat menghadapi pertemuan yang akan selamanya terekam dalam benak.

Saat mata keduanya sibuk memindahkan pandangan dari jam dinding ke halaman kedai, lalu balik lagi ke layar handphone. Saat ituah kedua mata yag sedang resah itu beradu. Tidak usah lagi ada pertanyaan untuk saling meyakinkan, tapi pandangan kedua mata itu sudah cukup berkata. ‘inilah dia’

Akhirnya senyuman yang mengurai semua kecanggungan. Aruna beranjak mendekati avara. jarak mereka sudah hanya sebatas meja kopi sekarang.
“hai..avara?” sahut aruna. Terus tersenyum. Menatap sosok yang selama 10 hari tergantung sebatas deretan kata apik dalam handphone.
“iya..akhirnya bisa bertemu aru juga” avara berjar sambil menyambut uluran tangan aruna. Setengah terpana akhirnya mendengar suaranya begitu nyata.

Dan inilah momen dimana petikan gira akustik mulai menyapa dan lirik lagu you belong to me- Jason wade mulai mengalun. Menemani percakapan mereka hingga jingga langit bandung berubah menjadi gelap sempurna. Hingga lampu-lampu kedai mulai dinyalakan menyempurnakan suasana.

“…..Just remember when a dream appears You belong to me…….”

btemplates

0 comments: