tag:blogger.com,1999:blog-22151244658615369072024-02-20T04:07:21.974+07:00pensil tumpulcogito, ergo sumchairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.comBlogger104125tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-76320305988276201092011-08-17T21:53:00.001+07:002011-08-17T21:56:09.608+07:00the onewiiih...makin dewasa,,konsep 'the one' itu makin bikin merinding.
<br />banyak pertanyaan yang tiba-tiba terselip dari kata simple ini
<br />who is he that will be my 'the one'?
<br />when i find him?
<br />is he him?or him? or him? or...
<br />can we have the happy ending like fairy tales said?
<br />chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-10704080698850275102011-08-17T21:26:00.002+07:002011-08-17T21:44:12.171+07:00i miss the old metau ga saya lagi apa?
<br />saya lagi scroll down atas ke bawah di depan halaman blog usang ini.
<br />disini loh saya mulai.
<br />saya tak pernah tau sebelumnya kalau otak yang bertahun tahun dijejali angka ini bisa juga merangkai kata. dan malah lama-lama mencandu
<br />hanya saja beberapa taun ini saya sembunyi, jari saya tak lagi lincah menulis disini. entah karena kotak status itu yang menjadi distraksi, entahlah..
<br />
<br />dan saya mau pulang ah..mau balik lagi di sini. di halaman usang ini.
<br />tak perlu lagi saya menghitung ada berapa follower saya atau ada berapa tamu yg berkunjung, saya memilih untuk tidak lagi peduli.
<br />saya mengisi ini untuk investasi cerita saya 20 atau 30 tahun kemudian.
<br />saya akan sangat merasa berhutang kalau tak pernah menorehkan sejarah untuk saya masa depan.
<br />
<br />saya baca bukunya madre kemaren bukanya dewilestrai yang jelas jelas jadi kiblat saya sejak sma. disana dia berpesan:
<br />menulis itu satu-satunya terapi
<br />
<br />jadi saya mau mengkiblat itu juga. ini terapi saya.
<br />disela tuga-tugas kuliah, tuntutan mencari rupiah, diantar debu jalan yg saya lewati tiap hari, diantara peluh keringat yang saya keluarkan tiap saat, diantara senyum pedih dan tangis haru itu..saya selipkan halaman ini. untuk saya sendiri. terapi.
<br />
<br />
<br />selamat datang
<br />kembali.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-7229059029226596382010-12-07T17:15:00.004+07:002010-12-07T17:27:16.838+07:00kebergantungan dan lawan kata-nya.ini konspirasi alam, diizinkan sore ini tersapu gerimis yang tak lelah bergemericik, diizinkanlah badan ini lunglai terpaksa hanya bisa mengulum sakit.<br />dan diizinkanlah senja ini hanya berteman sepi dan berisikan lirih.<br />tapi tak apa..<br />saya jadi bisa sedikit berpikir tentang "kebergantungan dan kebebasan"<br /><br />menjadi manusia itu sulit,<br />pernah mereka mngeluarkan kalimat sakti berupa "hidup itu pilihan"<br />tapi jujur saja, tak pernah ada pilihan yang betul-betul bisa memuaskan mereka.<br />dua buah disi yang sering kali dilontarkan adalah "kalau saja..." dan "tetapi.."<br />itu lontaran lisan kecil yang menandakan sebuah kekufuran nikmat yang ungkin untuknya berarti besar.<br /><br />dan satu lagi, kenapa mereka selalu berteriak tentang "keberisian" dan "kekosongan"<br />seakan mereka harus membeli sesuatu yang akan menutupi apa yang kosong, sesuatu di luar diri mereka, diperjualkan atas nama keterpasaan untuk mengisi.<br />padahal ruang kosong dan isi yang diharapkan memenuhi ruang itu terbuat dari bahan dasar serupa yaitu "hampa"<br />utopis.<br />keberisian itu utopis.<br />manusia tidak akan benar-benar menyentuh garis finish yang membuat dirinya menyatakan puas sejujur-jujurya dan berkata "hampa ini sudah tak ada lagi"<br />tidak pernah...<br /><br />satu jalan yang mungkin bisa ditempuh adalah.<br />hentikan saja semua kebergantungan pada kehampaan itu. untuk apa.<br />melebur saja.<br />jangan biarkan berfikir bahwa ada sesuatu yang dapat mengisi sesuatu, jiwa ini kasihan, selalu digantungi harap untuk terpenuhi.<br />padahal konsep isi dan penuh saja masih terlalu buramchairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-4154756393643484282010-11-27T20:08:00.002+07:002010-11-27T20:51:58.787+07:00papatah...............................<br />(percakapan sebelumnya)<br />...............................<br /><br />nya da memang kitu neng, mung rek curhat atawa ngeluh mah ka gusti alloh weh, nepi ka gogoakan ge bisa.<br />lamun ngeluh na ka jelema<br />mun ka jelema nu resep ka urang paling oge ngan ukur nyebatkeun "karunya"<br />mun ka jelema nu teu resepeun ka urang paling oge bisa mupuas.<br /><br />.................................<br />(percakapan selanjutnya)<br />.................................<br /><br /> <br /><br />ini judulnya: dipapatahan ku bu siti<br />terima kasih bu<br /><br /> <br /><br />hmmm...totally agree with that!<br />stop all the whinning. spoiling.<br />just smile. whatsoever<br />keep your problem just between the two of you. you and Allah.<br /><br /> <br />dan sejenak terketuk. betapa tidak bergunanya semua keluh itu.<br />dan pagi itu memang betulan senduchairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-55967809605711041942010-11-23T05:34:00.001+07:002010-11-23T05:36:51.563+07:00pensilnya betulan tumpulsaya memang sudah lupa kapan ejaan 'pensil-tumpul' tiba-tiba muncul, dan saya seolah terbius oleh kata-kata itu dan akhirnya halaman mungil ini saya namakan itu.<br /><br />dan sayangnya, pensil ini sudah benar-benar tumpul<br />dengan rautan usang penuh karat<br />bahkan kini hanya berteman dengan rayap.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-13010458556342711662010-11-23T05:20:00.002+07:002010-11-23T05:27:10.999+07:00tidak lagi butapagi ini tidak lagi buta teman.<br />walaupun masih tetap terkulai dalam mimipi, matamu terbelalak awas,<br />hatimu berbicara dan fikirmu hanyut pula dalam kumparan terang ini.<br /><br />tidak bosankah hidup terang.<br />terlalu terang.<br />tak lama lagi matamu akan menutup sendu, terpejam dalam kebosanan akan terang<br />hatimu kehilangan apa-apa, bahkan hanya satu hela yang menandakan jeda.<br />fikirmu akan berhenti mengalir dan memilih berpijak saja walaupun arus tetap menerpa.<br /><br />dan tetap. ini bukanlah sebuah retorika nasihat panjang.<br />hanya saja<br />sanggupkah saat pagi ini tidak lagi butachairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-9515957901884274472010-03-08T07:35:00.000+07:002010-03-08T07:37:10.433+07:00hilanglosing all the faith, all the tears and all the words as well.<br />niat nya ini akan menjadi tulisan panjang berisi semua kenangan yang akan menggiring siapapun dalam tangisan.<br />but i'm losing those all.<br /><br />jadi cukup begini saja. tulisan panjang gagal tertuliskan. tangisan pun gagal tercurahkan.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-30299980106823273152010-03-03T11:48:00.001+07:002010-03-03T11:48:43.041+07:00langkungkalau ada sepotong kata dengan kadar ketulusan lebih tinggi dari 'terimakasih'<br />saya ucapkan itu di sini. subuh ini.<br />sambil kepala tertunduk memujamu dan tangan terbuka mengagungkannmu.<br />hidup adalah kado terindah yang kau sertakan saat menghembuskan roh dalam ragaku yang masih selayu embun.<br />setiap tapak kecilnya selalu mebuatku terpana, tuhan.<br />tak ada yang lebih membius dari hela nafas kami saat kelelahan.<br />tak ada yang lebih berirama dari degup jantung kami saat berlari mengejar mimpi.<br />tak pernah ada yang lebih menggetarkan hati selain tetesan air mata yang mengalir rela.<br /><br />langkung luhur ti 'nuhun' yaa pangeran...<br /><br />kalau saja ada sepenggal kata dengan muatan pasrah yang lebih mendalam dari 'maaf'<br />saya pinta itu di sini. di atas sajadah lusuh ini.<br />sambil mulut dan jiwa tak henti menyebut namamu dan hati yang tak lagi malu-malu.<br />cinta adalah bingkisan paling indah yang kau iringkan saat hadirnya tubuh berbalut rapuh.<br />kehadirannya tak pernah membuatku berhenti mencandu, tuhan.<br />sampai sempat-sempatnya aku berpaling darimu.<br />menggantikan sosokmu dengan sosok cinta semu yang berbentuk dan bertubuh.<br />menggeser cinta padamu dengan cinta pada ini dan itu.<br />padahal kau selalu menjadi tuannya cinta.<br />satu-satunya yang pantas disandingkan dengan cinta yang utuh.<br /><br />langkung rela ti 'hampura yaaa gusti..chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-64409801930777057152010-03-03T11:46:00.000+07:002010-03-03T11:47:44.709+07:00ja.Saya hanya berterimakasih pada kesesatan yang kau selalu lampirkan.<br />Dalam setiap lembaran detik yang tak sengaja mengiriskan waktu kita berdua.<br />Bahkan hanya secercah dunia maya tau seliweran gelombang provider handphone yang menjadi perantara.<br />Tapi sangat cukup membuat saya tertegun dalam liku mu. Semua kesesatanmu.<br />Dan besok apa lagi (?)<br />Saya hanya meminta tuhan tidak kapok membuat saya kelimpungan dalam kelokan jalan. bersamamu.<br />Tersesat bergandengan.<br />Dengan degupan jantung yang mengalirkan kecemasan yang serupa.<br />dan jalanan yang lagi-lagi tak sama.<br />sedikit berbisik akhirnya kita bertanya<br />"rumah kita sebenarnya dimana?"chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-60275798677175665592010-03-03T11:35:00.001+07:002010-03-03T11:40:51.101+07:0061 hari mati suri.Tulisan-tulisanmu tidak akan pernah terbaca orang banyak.<br /><br />Kalaupun iya, harus ada pertanyaan tambahan yang muncul disana. Apakah memang itu yang kamu harapkan? Mengarang sebuah cerita mendayu yang diselingi kejadian manis pengundang rona merah di pipi lalu menjualnya pada penerbit megah, mengabarkan pada kerabat dan saudara dan ‘memerintah’ mereka membeli secepatnya untuk selanjutnya menunggu ‘compliment’ berupa pujian dan ucapan ‘tulisan yang bagus sekali, gak nyangka bisa nulis’<br /><br />Sekali lagi apakah itu yang diharapkan?<br />Kamu menjawab secepatnya walau tanpa suara, hatimu menggeleng. Selama ini tulisanmu hanya jejak perbincanganmu dengan cermin. Mereka hanya temanmu saat sendiri di rumah dan pikiran berkecamuk diwarnai percikan-percikan drama kecil disana. Siapa yang perlu untuk menjual teman?<br /><br />Di usiamu, kamu masih percaya bahwa sesuatu apapun yang ‘terlalu’ digantungi label rupiah selamanya tidak akan menjadi berkah. Keringat dan perasan pikiranmu tak lagi begitu berarti jika diiringi harapan rekening tabungan menggembung atau predikat ‘hebat’ yang disandangkan entah oleh siapa.<br /><br />Jadi sekarang langkah selanjutnya adalah: menulis <span style="font-weight:bold;">saja</span>. Dengan kata ‘saja’ yang digarisbawahi dan dicetak tebal. <br /><br />Meskipun tulisan-tulisanmu teronggok dalam blog yang pengunjungnya tak juga bertambah. Meskipun tak menjadi incaran penerbit besar ataupun menang dalam kompetisi dan ditepuktangani banyak orang. Sekali lagi dan tanpa suara hatimu merindukan diskusi kamu dan tulisanmu, ada dorongan cukup kuat untuk kembali di meja perbincangan itu.<br /><br />Menulis saja. Ya?chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-86115267078398724332010-01-01T00:18:00.002+07:002010-01-01T00:26:48.923+07:00dua nol satu nol2010?<br />silahkan masuk.....maap rumahnya berantakan<br />mari saya siapkan teh hangat dan kue kering dulu.<br />mudah-mudahan betah ya kawan.<br />biar senyum menghiasimu<br />biar tawa kau gelak-kan sewaktu-waktu<br />lalu kau bisa bersenda gurau dan berseloroh tentang obrolan-obrolan ringan yang membuat kita duduk terpaku.<br /><br />kursinya sudah empuk?<br />tehnya suah mengepul?<br />kue-kuenya sudah terkumpul?<br />mari mulai berbincang.......kawanchairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-27593681821964150542009-12-22T13:45:00.002+07:002009-12-22T13:50:35.450+07:00dan akhirnya itulah konklusinya...............<br />2 atau 3 hari lagi.<br />malah begitu takut untuk menyebutkan angka pasti.<br />lalu ada apa nanti?<br />saya hanya memberinya cukup waktu untuk menyusun ucapan selamat tinggal dengan lebih cantik.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-4614589431440305382009-12-14T20:47:00.004+07:002009-12-14T21:20:17.507+07:00lilin pertama<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimNpaTV3LgQfuLoQSizwGEJETcjoKQO3lUB_lS0VC0sDguS2oX-CfGMs2mfVWDXCOmedvLA3pFVcgY7U6f1tt9wbM6BW8Tv1p2jlcZQ-mmD0BBlFNKylvximEqfuJyEjNspInfhR8C70c/s1600-h/Birthday_by_glassaple.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 189px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimNpaTV3LgQfuLoQSizwGEJETcjoKQO3lUB_lS0VC0sDguS2oX-CfGMs2mfVWDXCOmedvLA3pFVcgY7U6f1tt9wbM6BW8Tv1p2jlcZQ-mmD0BBlFNKylvximEqfuJyEjNspInfhR8C70c/s200/Birthday_by_glassaple.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5415096367639195874" border="0" /></a><br />kalau saya sempat mungkin akan saya buatkan brownies kecil manis berhias satu buah lilin.<br />satu saja.<br />dan kartu selamat ulangtaun yang berisi ribuan barisan doa.<br />tidak lupa dengan pengharapan-pengharapan besar juga rasa syukur yang tak akan ada habisnya.<br /><br />terimakasih pada yang sempat membaca, selalu membaca dan akan membaca.<br />terimakasih pada setiap kesempatan kecil yang anda semua suguhkan lewat komentar ataupun hanya selewat kerlingan mata.<br /><br />tahun pertama terlewati, kamu masih mencoba berdiri sambil berpegangan pada pinggir lemari.<br />cepat besar ya..cepat berlari sampai tak bisa lagi disejajari.<br /><br />satu tahun penuh kontemplasi berharga.<br />juga terimakasih pada tuhan dan semua mahluknya baik hidup ataupun tidak yang selalu menggiring saya kedepan laptop dan membiarkan jari ini menari disana.<br /><br /><br />[agak terlambat 5 hari..hihi]<br />gambar dipinjam dari: http://glassaple.deviantart.com/art/Birthday-35747075chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-59649654204843944142009-11-28T14:45:00.000+07:002009-11-28T14:46:33.609+07:00demi..Demi tuhan<br />Saya ingin mencaci maki kamu sampai batas gila. Sampai buta saja pada semua norma.<br /><br /><strong><em>Esoknya….<br /></em></strong>Demi tuhan<br />Saya ingin mendekap kamu sampai hilang akal. Sampai kebal saja pada semua pegal.<br /><br /><strong><em>Petangnya…<br /></em></strong>Demi tuhan<br />Saya ingin kamu pergi sampai batas alam. Sampai hilang saja kamu bersama setan.<br /><br /><strong><em>Dini harinya...<br /></em></strong>Demi tuhan<br />Saya ingin kamu ada sampai melebur bersama. Sampai kita berdua menjadi satu jiwa.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-48605813208641312202009-11-28T13:31:00.002+07:002009-11-28T13:35:05.703+07:00benci<strong>Ini perkataan saya untuk saya ‘masa depan’. Masa depan bukan artinya 10-20 taun kedepan. Tapi untuk saya yang ada di depan setelah saya selesai menulis ini, mungkin hanya berjarak 5 menit atau 20 detik. Saya sengaja menuliskan untuk saya masa depan untuk mengingatan. Memori mu cukup parah. Jadi daripada hilang di dunia angan yang antah berantah saya tuliskan saja.</strong><br /><br />Kamu saat menulis ini sedang mengalami kebencian. Aura mu mungkin sedang berwarna merah tua bercampur abu yang lebih cenderung disebut hitam. Tirai kamarmu pun ditutup rapat. Kasian kamu, berusaha mencari tempat sembunyi paling aman. Tapi nihil. karena kamu memang tidak tahu harus sembunyi dari apa. Sinar matahari yang jarang-jarang muncul di November siang terpaksa kamu angkuhi. Udara yang masih bersih hasil siraman hujan kemarin malam pun kamu acuhkan. Kamu lebih memilih bergumul degan perputaran udara yang itu-itu saja.<br /><br />Saat menulis ini kamu sedang memendam kebencian. Lalu kamu berpikir…kepada apa kebencian mu ini sebenarnya tertuju?<br /><br />Kepada keadaan. Sebentar…sepertinya bukan. Beberapa hari ini kamu memang sedang terkurung dalam kemurungan. The world is not on your side. Tapi keadaan seperti ini sudah begitu akrab, tidak cukup alasan bagimu untuk membencinya. Kamu sudah banyak berlatih tentang melangkah gagah, jadi tenang saja wahai keadaan, kamu masih ada di posisi aman.<br /><br />Kepada takdir. bah..bahkan sampai sekarang pun kamu masih kesulitan mengeja kata itu. Tidak mungkin kamu membenci sesuatu yang tidak kamu kenal pasti. Lagi pula kamu pernah bersepakat dengan dirimu sendiri untuk menghidupi jalan kehidupan apapun itu, takdir apapun yang menghadang di depan. Jadi kamu tidak mungkin membenci apa yang sudah kamu sepakati untuk diakrabi.<br /><br />Kepada cinta. Ini lagi..kata sakti ini lagi. Bukan bukan..kamu tidak benci pada cinta. Ini kata yang teramat sangat sacral. Kamu bisa terkutuk sampai mati tanpa cinta. Jangan sampai. Itu yang kamu takutkan selama ini. Lagi pula kamu selama ini menjadi salah satu manusia penuh drama, yang menghadirkan cinta pada setiap episodenya, kamu terlalu cinta pada cinta, jadi tak mungkin kamu membencinya.<br /><br />Kepada manusia. Bisa repot. Manusia ada bermilyar-milyar. Atau paling tidak ada ribuan yang kamu bisa lihat langsung di depan mata sepertinya kamu akan menjadi gila kalau nekat membeci mereka. Jangan merepotkan diri sendiri. Kebencian yang kamu pendam ini sudah lumayan membuat sabtu siangmu menjadi repot, repot-repot menyendiri dalam kamar, repot-repot menolak acara kumpul dengan teman-teman, repot-repot tidak makan dan uring-uringan. Jadi kamu tidak mungkin membenci manusia-manusia. Terlalu ribet, urusannya banyak.<br /><br />Kepada tuhan. 100% kamu keliru. Mana mungkin kamu bisa benci pada tuhan. kamu ingat saat malam terlalu dingin kamu meminta kehangatan pada siapa. Kamu ingat saat angin terlalu kencang kamu minta penghalang pada siapa, saat badai terlalu mengamuk kamu berlindung pada siapa. Jelas tidak mungkin kamu membencinya. Dia itu salah satu tujuan sekaligus titik terang. Mana mungkin kamu mematikan satu-satunya titik yang selalu terang. mana mungkin kamu membenci figur sejati bernama tuhan.<br /><br />Lalu pada siapa? Kamu masa depan pasti bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya dibenci setengah mati oleh kamu masa lampau.<br /><br />Lucunya kamu justru tidak tahu. Kamu terlalu sibuk membenci sampai kamu lupa apa sebenarnya yang kamu benci. Aneh ya? Tidak apa-apa. Bersibuk sajalah membenci. Jadi manusia, dalam satu harinya toh harus juga merasakan ini. Merasakan aura yang sama hitamnya seperti bayangan. Sehingga tubuh kamu terbenam dalam gelap. Merasakan gelap untuk benar-benar menghargai terang. merasa terpuruk agar suatu saat tahu benar caranya berdiri.<br /><br />Silahkan bergelap-gelap. Silahkan berhitam-hitam. Bersukur saja masih ada persaan benci yang masih bisa kamu singgahi.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-9874326272208477372009-11-28T10:57:00.001+07:002009-11-28T10:58:17.281+07:00puisi(??) hujanpohon jambu sedang mandi pagi.<br />lalu genting juga, lalu angkot juga, lalu batu kerikil itu juga.<br />kodok malah bukan lagi sedang mandi, dia sedang jumpalitan tertawa riang sambil berenang di sawah.<br />lalu ular juga, belut juga, lalu kotoran itu juga.<br />untungnya saya bukan hanya sendiri yang malas mandi pagi atau berenang pagi-pagi.<br />ada nyamuk itu, ada kucing kampung itu, lalu ada jemuran itu juga.<br /><br />sekian.<br />assalamualaikum warohmatulohi wabarokaaaaaatuh.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-38545004389396027082009-11-28T10:40:00.000+07:002009-11-28T10:41:56.651+07:00saya benci rumus itu. setengah matiSaya benci rumus itu. Setengah mati.<br />P(a) = n(a) / n(s)<br />P(a) itu peluang munculnya kejadian a. n(a) itu adalah titik sampel dimana kejadian a yang kita harapkan bisa saja terjadi. Dan n(s) adalah ruang sampel, maksudnya adalah total kemungkinan yang ada.<br />Contohnya mudahnya sih begini. Dalam sebuah arena permainan anak terdapat bak besar berisi bola warna-warni. Lalu dengan mata tertutup dan secara random seorang yang iseng ingin mengambil bola berwarna merah. Peluang terambilnya bola berwarna merah bisa saja dihitung.( Konyol sebenarnya…mana ada orang yang benar-benar iseng datang ke tempat permainan dan iseng menutup mata dan berharap mengambil bola merah.)<br />Yah..mari kita hitung. Misalkan bola didalam bak besar itu ada 5000 buah. Dan setelah orang iseng itu bertanya pada supervisor ternyata bola merah hanya terdapat sebanyak 650 buah. Maka peluang terambilnya bola merah adalah<br />P(a)= 650/5000=0.13<br />(perlu diketahui pula peluang terkecil itu adalah nol dan terbesar adalah 1. Jadi kesimpulannya si orang iseng itu peluang sukses memegang bola berwarna merah adalah kecil sekali)<br />Mengerti? Saya harap mengerti. Tapi tolong jangan bilang-bilang dosen saya di jurusan mateatika sana kalu salah satu lulusannya mengemukakan contoh kasus sebodoh ini.<br />Saya benci rumus itu. Setengah mati.<br />P(a) = n(a)/n(s)<br />Pernah mendengar sebuah kalimat bijak klasik ‘hidup itu sebuah pilihan’. Tanpa saya tau siapa pencetus pertamanya saya bisa langsung mengira bahwa ini ada hubungannya dengan rumus di atas. Konspirasi baru (aha..!!)<br />Mau bagaimana pun harus selalu ada yang dipilih dari jutaan kemungkinan yang ada. Beruntunglah sebenarnya anda yang berperan sebagai orang iseng itu. Tidak beruntunglah anda yang berperan sebagai bola merwah atau kuning atau hijau di dalam bak besar bercampur aduk dengan tangis dan tawa anak-anak.<br />Beruntung kenapa? Karena peluang itu selalu ada. Selama pengharapan ada. Saat n(a) tidak sama dengan nol maa peluang pun tida mungkin nol. Jadi tugas orang iseng hanya berharap. Lalu munculah peluang.<br />Tidak beruntung kenapa? Karena pilihan itu tidak mungkin punya pilihan lagi. dia hanya bisa berjubel disana tidak diberi harapan. Tidak mungkin membentuk P(a). diam saja.<br />Saya benci rumus itu. Setengah mati.<br />Karena hari ini hidup menempatkan saya untuk tak berpeluang. Saya sedang menyerupai bola kuning. Sedangkan dia sedang memerankan orang iseng pendamba bola merah. Bukan kuning. Bukan saya.<br />Saya benci rumus itu. Setengah mati.<br />Semoga dalam kasus berikutnya ada orang iseng lain yang datang ke arena bermain dan kebetulan lebih suka warna kuning disbanding warna lain.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-1650974779317793112009-11-28T10:04:00.002+07:002009-11-28T10:07:28.447+07:00saya kembali. JANJIsaya janji kembali NULIS!!!<br />memang selama ini tidak?<br />selama ini iya. tapi nulisnya terbebani utang naskah pada penerbit.<br />terbebani kesan 'tulisan harus layak dibaca orang' harus 'mutu' harus 'berkualitas'<br /><br />waht the HECK....hari ini saya mau membabi buta menulis sekenanya.<br />keberatan?<br /><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">terinspirasi setelah membaca: tuhan sang penggoda- arief budiman</span>chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-58776940076877336512009-10-25T13:50:00.000+07:002009-10-25T13:53:08.893+07:00doktrinterimakasih yang satu ini tidak saya lampirkan dalam lembaran skripsi paling depan. tidak akan juga saya pajang dalam lembaran terimakasih karya-karya saya setelahnya.<br />tidak saya pasang karena terlalu jujur. terlalu polos.terlalu saya<br />manusia memang senang apapun yang dipoles. yang ditutupi tepukan bedak tebal dan sapuan pemerah pipi berlebihan.<br /><br />inilah......<br /><br />terimakasih untuk *****.<br />atas semua doktrin "kamu tidak bisa apa-apa" yang saya telan sedari saya masih berseragam putih merah.<br />yang jutaan kali telinga saya terpaksa mendengar kalimat itu berulang-ulang saat saya SMP dan masih terlalu dini mengkritisi apapun.<br />yang semakin ditanamkan saat saya menjadi anak perempuan tidak penurut saat berseragam rok abu-abu.<br />terimakasih sebanyak-banyaknya. penggalan "kamu tidak bisa apa-apa" merubah saya yang pongah untuk menjadi apa-apa. anak tidak penurut selalu melakukan yang sebaliknya. jadi atas ini bersukurlah saya.<br /><br />dan siang ini. setelah begitu lama saya tidak mendengar potongan kalimat menghipnotis itu.<br />akhirnya terdengar. dan lagi saya ucapkan terimakasih.<br />karena artinya titian yang dilarang untuk ditapaki akan saya tapaki dengan tekad seorang anak perempuan tidak penurut. ketahuilah..ini sebenarnya pertanda bahagia.<br />atau jangan diketahui saja. supaya lebih banyak lagi kalimat "kamu tidak bisa apa-apa" yang terlontar dan lalu cambukan semakin perih dan kaki ini berlari semakin kencang.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-76130707221628486112009-10-20T17:13:00.003+07:002009-10-20T17:50:28.850+07:00chairani berseragam putih abu.<span style="font-size:85%;">**mungkin ini sedikit lebay. seperti mendengar lagu-lagu band indonesia asal jadi yang marak di tv-tv. yah..hanya ingin mengingatkan. saat 15 tahun ternyata saya pernah coba susun kata-kata ini.</span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br />akar ini cinta<br />batang ini usaha<br />dahan ini cita-cita<br />daun-daun ini adalah harapan.<br />dan inilah pohon kehidupan.<br />dan siang hari selalu bertiup angin kebencian.<br />membuat daun-daun berguguran<br />membuat dahan ini patah dan batang ini tumbang<br />lalu akar terdiam hampa.<br /><br /><br /><span style="color:#660000;">(dan inilah anak sma jatuh cinta...)</span><br /><br />dalam bisingnya fajar. ku harap hari ini kau besamaku.<br />dalam segarnya pagi. kuharap kau tak meragu untukku<br />dalam sengatnya siang. kuharap kata-mu hanya untukku<br />dalam hangatnya senja. ku haap keluhmu padaku<br />dan dalam damainya petang. kuhaap pikirmu hanya tentangku<br />hingga. saat sunyinya malam. mimpi ku kamu<br /><br /><span style="color:#990000;">(lembaran selanjutnya...)</span><br />saat pohon menggugurkan daunnya.<br />apakah itu isyarat duka. atau adalah ekspresi kebahagiaan<br /><br />saat awan melepaskan hujan.<br />apakah itu tanda lara atau ungkapan senang.<br /><br />saat angin meniup topan<br />apakah itu geraman dendam. atau luapan riang.<br /><br />biarlah hanya kuasa yang mengerti<br />bialah mereka asakan dan ungkapkan<br />sendiri..<br /><br /><span style="color:#990000;">(doa saya sebagus ini dulu....tetanggal: kabisat februari 2004)</span><br />sajadah dan mukena jadi media<br />saat mimpi buruk kembali nyata.<br />kuingin cinta, bukan hanya omongan hampa.<br />kuingin kasih, bukan hanya tatap sedih.<br />berdiri aku disini, rukuk lalu bersujud ya allah aku padamu..<br />berikan jalan menuju titik terang.<br />beikan akal untuk pencerahan<br />kuingin gelap ini berakhir. kuingin bara ini padam<br />digantikan oleh sinar terang menyejukan<br />temani diri ini menyusuri arti kehidupan<br />temani raga ini mengenali arti senyuman...<br /><br /><span style="color:#990000;">(lagi tentang cinta...)</span><br /><span style="color:#000000;">hawa datang kembali ke bumi dengan cinta dan rasa yang enggan untuk dilepaskan</span><br />dengan harap dan cinta yang sulit untuk dipadamkan.<br />adam mungkin telah menunggu hantaran cinta dari sang hawa<br />kado harapan dai kekasihnya.<br />dan hanya persimpangan itu yang memadukan. dua hati penuh pertalian<br />dua rasa kasih sayang.<br /><br /><span style="color:#660000;">(dan ini saat marah-marah putus sama pacar...)</span><br /><span style="color:#000000;">malam ini cinta hanyalah hiasan kata-kata</span><br /><span style="color:#000000;">cinta hanya sebuah ungkapan manja.</span><br /><span style="color:#000000;">bohong!</span><br /><span style="color:#000000;">cinta hanyalah kebencian yang dipoles sempurna.</span><br /><br />--------------------------------------------------<br />--------------------------------------------------<br />saya senyum-senyum sendiri hari ini.<br />ini mesin waktu yang tidak perlu doraemon untuk mengeluarkannya.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-84595867020171978332009-09-28T07:41:00.002+07:002009-09-28T07:46:38.304+07:00Apakah kartini dan cut nyak dien berpikiran sama?<em>Kamu berhak mendapatan seseorang yang jauh lebih baik dari aku, neng..<br />Saya hanya belum siap untuk serius<br />Saya sebenernya tidak mau menyakiti hati kamu</em><br /><em>.......</em><br /><em>[banyak titik. banyak koma. kacau semua]</em><br /><em></em><br />Dan banyak lagi kalimat klise yang lain. Yang tidak harus lagi didengar telinga lekat-lekat. Hanya sebagai uraian kata bodoh yang tidak perlu diembel-embeli dengan ucapan maaf. Yang seringkali hanya dusta. 12 menit berlalu dengan rentetan alasan yang dibuat semanis mungkin. Hanya butuh waktu beberapa detik untuk menyimpulkan:<br /><br /><strong>'Dia takut. Saya diatasnya. Jadi dia berteriak-teriak ingin lepas. Ingin bergelut lagi ke kondisi awal dimana ia nyaman menjadi yang segalanya. Menjadi yang dipuja wanita. Direngeki. Dijadikan topangan'<br /></strong><br />Lalu sebentar lagi akan ada luka yang menempel tanpa perintah. Ada titik pilu yang sebenarnya percuma ada disana. Kesedihan bukan karena ditinggalkan. Dia sudah lama melangkah gagah sendirian. Kepiluan bukan karena menangis patah hati. Dia sudah terlalu akrab dengan petahan-patahan hati memilukan.<br />Dia hanya sakit hati untuk kaumnya. Merasa terbohongi untuk semua perempuan. Merasa kasian untuk harga diri wanita. Betapa wanita harus menjadi manusia ringkih, untuk selanjutnya dibelai-belai dan dimanjakan oleh badan kekar laki-laki yang dibalut pakaian tebal kesombongan.<br />Betapa wanita memang terlahir hanya untuk bersolek, bermanja-manja, mengaduh, menangis. Dan setelah itu datanglah pangeran tampan berkuda jantan memeluknya. Yang harus dipertanyakan apakah ada rela disana atau hanya saja kuda gagah belum cukup melambangkan kelaki-lakiannya, dia butuh embel-embel perempuan lemah yang memujanya.<br /><br />Betapa lagu lama <em>'wanita dijajah pria sejak dulu..'</em> masih begitu happening di jaman yang katanya emansipasi ini.<br /><br />Tulisan ini gila. Ada sisi wanita didalam sini yang berteriak. Mungin setelah ini saya malah akan lebih dijauhi kaum anda! Tak apa.<br />Untuk dia. Terimakasih untuk membangunkan monument ini.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-86101130148935470152009-09-26T07:28:00.001+07:002009-09-26T07:46:34.132+07:00percabanganDua jalan setapak terbentang dihadapannya.<br />Kiri. Menuju kota.menuju jutaan lampu penerangan. Menuju keramaian dimana kerabat menunggu untuk dikunjungi. Dimana orang-orang terdekatnya menunggu untuk menyayangi. terdapat pasar dimana semua kebutuhan tersedia. Dia tinggal tunjuk lalu semua terpenuhi. Mulai dari barang paling sederhana. Sampai barang paling mewah. Ada bising suara jalan, suara obrolan teman, suara tawa kesenangan.<br />Tapi jika ia memilih berada disitu matanya akan terus mencari sesuatu yang tidak kasat mata. Dirinya akan menunduk dalam dan bertanya apa yang hilang. Berulang-ulang.<br /><br />Kanan. Menuju sebuah pantai sepi. Yang ada hanyalah pencahayaan dari api. Sejati. yang ada hanya gemuruh ombak. alami. Yang ada hanya kicau burung hutan. sesekali. Yang ada hanya buih air yang menyapa tepi daratan. Yang ada hanya dia. Terbaring di hamparan pasir berwarna sama. Dalam sebuah ketenangan jiwa yang tidak bisa ia temukan dalam pasar dikota sana.<br />Yang ada hanya dia. Mendengar dirinya. Memahami pemikirannya. Dalam hening yang ia suka<br /><br />Dua jalan setapak terbentang dihadapanya.<br />Dia diam. Memilih untuk tidak memilih. Kedua benih jiwanya terbagi rata untuk kedua cabang. Ingin bergelut dalam sibuknya kota sekaligus ingin menjadi pertapa beralaskan pasir hangat saat matanya terus menatap mentari yang pergi sebentar. Berpamitan.<br />Dia diam. Memutuskan untuk terus dilema dalam dua percabangan.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-69220765084369218512009-09-26T07:26:00.000+07:002009-09-26T07:27:50.724+07:00bekuIngin rasanya beku dalam detik ini. Mengabadikan sebuah kekontinuan hidup dalam jeda singkat. Merasakan perih, getir dan sayatan rasa dengan efek perlambatan. Sehingga dia hapal setiap goresan-goresan luka dihatinya. Di hapal setiap sinyal perasaan yang hadir dalam aluran otaknya.<br />Sebuah kepedihan yang ia pilih ntuk menemani buakn untuk berlari pergi.<br />Sejuta kepiluan yang ia rasakan dalam. Berkubang. Tenggelam. tanpa sehelai apapun penghalang. Dalam Jutaan tetes airmata yang berurai rela.<br />Ingin rasanya dia beku dalam detik ini. Tanpa pertanyaan. Tanpa sanggahan.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-43940159667451657062009-09-26T07:24:00.000+07:002009-09-26T07:26:18.954+07:00panggungPanggung berserakan. Dia hanya bisa menaikinya . mementaskannya. Beulang-ulang sampai dia kebosanan.<br />Panggung tersebar untuk ia beri sebuah peran. Dia hanya manut menurut pada tuntutan rentetan naskah yang harus dipersembahkan. Sampai mual. Sampai hanya seonggok badan yang terisa. Hampa<br />Panggung selalu ada. Ada dengan jutaan tepuk tangan. Ada dengan banyak kepingan uang hasil saweran. Ada dengan dia. Dia yang bertanya untuk apa.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2215124465861536907.post-60594861719028689092009-09-22T06:16:00.000+07:002009-09-22T06:20:15.322+07:00semut purbaLayar laptop masing-masing, 14 juni 2009<br /><br />Aravara is now online..<br />Aruna_cendana : hey neng..<br />Aravara : apa aru? Neng disini ko.<br />Aruna_cendana : ara..aku mau tanya sesuatu. Boleh?<br />Aravara : boleh lah aru..kaya baru kenal aja. Ijin segala.<br />Aruna_cendana : do I ever know you in some place? Or some occasion?<br />Aravara : or some time dimension?<br />Aruna_cendana : seriously ra..kamu terlalu familiar buat aku. Awalnya aku kira hanya efek sms aja yang memang begitu. Tapi setelah ketemu langsung kemarin, perasaan familiar itu tambah lekat ra.<br />Aravara : seingat aku sih engga ru..kecuali memang salah satu diantara kita pernah ada yang amnesia akut. Atau..memang sebenarnya ita hasil reinkarnasi kehidupan sebelumnya.<br />Aruna_cendana : hmm…make sense. Kita hasil reinkarnasi sepasang nona dan tuan semut purbakala.<br /> Aravara : betul aru..dan dulunya kita berkomunikasi lewat antena mini kita. Dan sekarang kita berkomunikasi lewat antena provider GSM. Uhh..how cool.<br />Aruna_cendana : dan dulu kita nona dan tuan semut paling mulia. Jadinya di kehidupan ini kita dinaikan derajatnya jadi manusia.<br />Aravara : ok. Setuju! Pantesan kamu deket-deket sama aku ru. Kamu kan semut. Suka yang manis-manis kaya aku.<br />Aruna_cendana : wahh..becandaan basi!!<br />Aravara : =P<br /> Aru. Hari minggu anter aku mau ga?<br />Aruna_cendana : kemana ra? Sarang koloni semut di polandia?<br />Aravara : bukan! Ke makam nenek moyang semut pubakala di Uruguay!<br /> Seriusan ah aru..ke cikapundung. Dah lama ngidam ngumpulin majalah pariwisata<br />Aruna_cendana : ok..ratu semut.<br />Aravara : deal kalo gitu. It’s a date yah..?<br />Aruna_cendana : it’s definitely a second date..princess.<br /><br />Malam itu avara tau, tidurnya ebih nyenyak dari biasanya.<br />Malam itu arunda tau, kehangatan lain yang diam-diam menemani lelapnya.chairani unihttp://www.blogger.com/profile/17789603693252765718noreply@blogger.com1