Pages

ja.

Saya hanya berterimakasih pada kesesatan yang kau selalu lampirkan.
Dalam setiap lembaran detik yang tak sengaja mengiriskan waktu kita berdua.
Bahkan hanya secercah dunia maya tau seliweran gelombang provider handphone yang menjadi perantara.
Tapi sangat cukup membuat saya tertegun dalam liku mu. Semua kesesatanmu.
Dan besok apa lagi (?)
Saya hanya meminta tuhan tidak kapok membuat saya kelimpungan dalam kelokan jalan. bersamamu.
Tersesat bergandengan.
Dengan degupan jantung yang mengalirkan kecemasan yang serupa.
dan jalanan yang lagi-lagi tak sama.
sedikit berbisik akhirnya kita bertanya
"rumah kita sebenarnya dimana?"

btemplates

0 comments: