Pages

berdiri disini

baleendah, 5 februari 2009, 14.26

jemari avara tak hentinya menekan-nekan tombol handphone yang sudah sejak tadi pagi terus digenggamnya. kadang ia mengetikan pesan singkat, kadang dihapusnya lagi lalu diganti dengan deretan kata yang lebih pas. kadang ia tak sabar menunggu balasan, dibukanya kunci tombol berkali-kali. kadang ia buka lagi memori inbox nya, dibaca pesan yang ia terima sesiangan ini satu persatu, dan akhirnya kegelian sendiri.
nada pesan berbunyi lagi...

from: 081802080xxx
message: jangan sakit ya ara..pokonya ga boleh

sejenak dia bersukur atas keningnya yang sedikit berat siang ini, paling tidak dia punya alasan untuk mengaduh, dan ada alasan untuknya dikhawatirkan seseorang.
Seseorang yang sungguh dia tidak kenal siapa, tidak sosok aslinya seperti apa, tidak pernah bertatap muka langsung, tidak tahu bintangnya, hobinya, warna kesukaannya . Hanya lewat pesan singkat, tapi jalinan benang kusut di jiwanya seakan bertemu dengan alur-alur tak berpola dijiwa laki-laki itu. Seakan terjadi pertemuan yang tak bisa dibahasakan. Dan setelah hanya 2 hari berkenalan, entah apa yang merasuki kerja otak yang selama ini selalu dibuat berpikir sampai matang, tapi pelan-pelan aruna sandangkan kata “iya” di hatinya. Tiba-tiba.

Lembang, 5 Februari 2009, 14.32

from: 0856216xxxx
message: sama tuhan juga boleh aru..

sunggingan senyum aruna sudah tak bisa ditahan lagi. Dia berhenti sejenak, menghela napas dan berpikir lambat-lambat. ‘it’s just too damn perfect to be true’
baginya avara bukan hanya perempuan biasa yang ia ajak kenalan 2 hari kebelakang. Baginya avara adalah sosok yang selama ini memang ia nantikan untuk menarik gagang pintu itu, tanpa harus mengorek-ngorek sosok aslinya dan dengan ringan avara dipersilahkan masuk ruang hatinya. Berbincang, bercanda. Tanpa dikenal siapa sebenarnya.
Tak perlu menunggu jeda panjang, dia mulai membuat sebuah pesan baru, seperti sebuah eharusan untuknya membalas cepat-cepat. Yang ia tau saat ini adalah ia takut avara pergi kalau dia terlalu lama berdiam diri.
Jarinya kembali mulai lancar berkisah, apa saja. Untuk sebuah pesan singkat , aruna terheran-heran betapa dia bisa berseloroh banyak sekali. untuk selanjutya ditanggapi sesempurna mungkin oleh avara. Begitu pula sebaliknya.


to be continue...in a minute

btemplates

0 comments: