Pages

toko sepi bercat kuning pucat

X : “beli cinta pak..masih ada?”
O : ”masih..masih banyak persediaannya. Ini dia..”
(sambil menyodorkan sepotong cinta)
X : “saya minta setengahnya saja pak..terlalu besar”
O : “maaf non..saya kebetulan tidak punya pisau”
X : “kalau begitu saya minta dikasih topping coklat diatasnya..bisa ?”
O : “sepertinya itu juga tidak bisa, non..coklatnya tidak akan menempel”
X : “ya sudah..saya minta potongan strawberry saja, biar terlihat lebih cantik”
O : “tidak bisa juga non..maaf”
X : “ya sudah..saya beli cinta polos saja..tolong dibungkus pakai dus warna merah muda ya pak”
O : “tidak tersedia dus disini non.. lebih baik dibawa seperti ini saja”
X : ”loh..kenapa semuanya tidak bisa sih…?”
O : “memang harus seperti ini non, beli cinta tidak bisa dibelah dua, tidak usah ditambahi apa-apa dan tidak perlu tersembunyi dalam kemasan apapun”
X : “ ahh…saya tidak jadi beli..toko macam apa ini”
O : “tidak apa-apa kalau tidak jadi. Terima kasih sudah mampir ke sini”
X : “huh…sudah capek-capek ….”

Si nona keluar toko. Membanting pintu, tetapi si bapak penjaga toko tetap tersenyum. Ketukan hak sepatunya terdengar semakin menjauh. Setelah berjalan beberapa meter dia melihat toko yang hampir menjual hal yang serupa. Lebih meriah. Pengunjungnya pun lebih banyak, sedangkan toko yang pertama tadi sepi sekali dengan cat kuning pucat.
X : “permisi mba..ini cinta ya?”
Y : “ohh iya..tapi ini cinta palsu mba. Bukan yang asli”
X : “terlihat sama ya? Apa bedanya?”
Y : “saya tidak bisa sebutkan bedanya. Kalau sudah dibeli nanti terasa sendiri”
X : ”boleh dipotong-potong mba? Saya tidak perlu ukuran utuh”
Y : ”boleh. mau dipotong berapa bagianpun bisa”
X : “bisa ditambahi topping diatasnya mba?”
Y : “bisa. Kami menyediakan berbagai pilihan rasa. Ada coklat, blueberry, lemon, kopi dan lain-lain”
X : ”wahh..saya minta coklat kalau begitu. Bisa ditambahi hiasan lagi ?”
Y : “boleh nanti kami beri hiasan strawberry, dan permen berbentuk hati. Mau dibungkus pake apa mba?”
X : “pakai dus itu tuh mba..yang pakai pita besar”
Y : “baiklah. Mohon ditunggu 15 menit”

15 menit kemudian...
Y : “nona, ini pesanan cinta palsunya sudah jadi ”
X : “ohh..terimakasih. cantik sekali kelihatannya. Berapa ?”
Y : “gratis nona. ini cinta palsu. Jadi tidak kami hargai. Tapi setelah merasakannya kami tidak menerima keluhan apapun.”
X : “baiklah..saya bawa ini untuk ulangtaun pacar saya. Terima kasih sekali”

Si nona keluar toko dengan riang. Cinta palsu sudah ditangan. Tidak apa-apa kalau cintanya palsu, yang penting terlihat sangat elegan dan pacarnya akan senang . Dua hari kemudian, si nona mulai ketagihan. Berkali-kali dia muncul di toko cinta palsu memesan potongan-potongan kecil yang siap ia berikan pada kekasih-kekasihnya yang berulangtaun.Toko cinta palsu selalu ramai, sedangkan toko pertama tetap sepi. Menyisakan senyuman si penjaga tua, menyisakan cinta asli yang tidak bisa dibagi, menyisakan cinta asli yang tidak perlu ditambahi pemanis lagi dan menyisakan cinta asli tanpa dus merah muda berpita besar.

btemplates

7 comments:

Miss G mengatakan...

Bagusnya tulisan ini.. bener2 bagus.

Unknown mengatakan...

bener-bener deh...

kepalsuan saat sekarang ini memang didukung dengan marketing yang oke.. halah...

Joojo mengatakan...

kerannnnnnnn setelah lama mati suri nih blog akhirnya kembali kangendh ney.........p kbr mba>??

Kabasaran Soultan mengatakan...

Aih ..aih..aih..
Jagonya mengukir makna cinta.
Beli cinta palsu dimana ya ?.
Ada ngak tokonya

nice sharing

chairani uni mengatakan...

kangen kalian smwa ternyata...iyah setelah seberapa lama mati suri akhirnya ktemu lagi ama blogger. thx y smwanyaaa

duniaputri mengatakan...

ini emang keren abis. ini bukan yang kamu simpen di kemudian?
situs itu punya temanku ;)
ama yang punya dianggurin sebab lagi sibuk. aku suka Muisi kalok ke sana, malas kopas jadi tak biarin aja ada di onoh ^^

KENCONO SELULAR mengatakan...

luarbiasa.... saya menangkap tulisan anda benar benar luar biasa... dibalik cerita cinta... terdapat peluang bisnis yang luarbiasa... terimakasiih.. gbu