ini konspirasi alam, diizinkan sore ini tersapu gerimis yang tak lelah bergemericik, diizinkanlah badan ini lunglai terpaksa hanya bisa mengulum sakit.
dan diizinkanlah senja ini hanya berteman sepi dan berisikan lirih.
tapi tak apa..
saya jadi bisa sedikit berpikir tentang "kebergantungan dan kebebasan"
menjadi manusia itu sulit,
pernah mereka mngeluarkan kalimat sakti berupa "hidup itu pilihan"
tapi jujur saja, tak pernah ada pilihan yang betul-betul bisa memuaskan mereka.
dua buah disi yang sering kali dilontarkan adalah "kalau saja..." dan "tetapi.."
itu lontaran lisan kecil yang menandakan sebuah kekufuran nikmat yang ungkin untuknya berarti besar.
dan satu lagi, kenapa mereka selalu berteriak tentang "keberisian" dan "kekosongan"
seakan mereka harus membeli sesuatu yang akan menutupi apa yang kosong, sesuatu di luar diri mereka, diperjualkan atas nama keterpasaan untuk mengisi.
padahal ruang kosong dan isi yang diharapkan memenuhi ruang itu terbuat dari bahan dasar serupa yaitu "hampa"
utopis.
keberisian itu utopis.
manusia tidak akan benar-benar menyentuh garis finish yang membuat dirinya menyatakan puas sejujur-jujurya dan berkata "hampa ini sudah tak ada lagi"
tidak pernah...
satu jalan yang mungkin bisa ditempuh adalah.
hentikan saja semua kebergantungan pada kehampaan itu. untuk apa.
melebur saja.
jangan biarkan berfikir bahwa ada sesuatu yang dapat mengisi sesuatu, jiwa ini kasihan, selalu digantungi harap untuk terpenuhi.
padahal konsep isi dan penuh saja masih terlalu buram